Menjaga Hidup Seperti Teman Yang Buruknya Diterima

Salah satu sosok dibalik tulisan ini adalah seorang perempuan lembut tapi paling keras mengkritik dirinya sendiri. Salah satu bentuk untuk mengekspresikan dirinya adalah dengan berkarya. Menulis dan bernyanyi. Salah satu penyanyi wanita yang menurut saya, lagu-lagunya tidak akan pernah bosan untuk saya dengar.

Namanya Nadin Amizah. Salah satu karya terbaiknya adalah album Selamat Ulang Tahun, judul lagunya "Bertaut". Mungkin sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan lagu tersebut. 

    
Lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang bercerita tentang segala keluh kesahnya, tentang segala rasa takut untuk menjalani hidup di dunia yang kejam. Meski rasa takut itu banyak, tapi sosok anak sangat bersyukur karena masih punya Ibu yang hebat dalam bentuk men-support.

Tapi tulisan kali ini, saya dedikasikan bukan untuk lagu "Bertaut" melainkan lagu Nadin yang berjudul "Cermin". Secara harfiah, cermin didefinisikan sebagai benda yang dapat memantulkan sebuah objek yang ada di depannya. 

credit pict: pinterest

Tepat setelah album "Selamat Ulang Tahun" ini rilis, telinga saya langsung melirik dan tertarik untuk mendengar lagu Cermin berulang-ulang. Liriknya sederhana, tapi sangat relate dengan saya. Saya memaknai lagu ini sebagai refleksi untuk diri sendiri, agar selalu ingat bahwa jadilah teman yang baik untuk diri sendiri. 
   
Menjadi teman yang selalu membantu, tumbuh bersama, menyembuhkan luka, dan segala macam bentuk jatuh lainnya di depan nanti. Di dalam cermin kita bisa melihat rambut kita yang sudah lusuh dan bisa melihat mata yang sudah mulai keruh. Tapi, sesuatu yang berada di dalam cermin itu pasti berkebalikan dengan dunia nyata. 
    
Setelah selesai dengan urusan 'cermin' tadi, kita harus berhadapan dengan dunia yang mengharuskan kita untuk tetap kuat, tetap bisa tersenyum walaupun sedang berada dalam keadaan yang terpuruk. Dalam lagu Cermin ini juga menceritakan sosok 'penyanyi' yang harus bisa tetap menghibur orang-orang dengan menyanyikan lagunya, padahal ada saat di mana dia sedang dalam kondisi yang hancur.

Menjadi tameng bagi orang-orang sekitar, menjadi aman bagi orang-orang yang membutuhkan kita, kadangkala terbersit di pikiran "Gantian yuk, saya tidak sekuat itu untuk menjadi tempat amanmu" tapi lagi-lagi, kita harus menjadi sosok yang berada di cermin tersebut. Yang lebih pandai dalam hal membahagiakan diri, tertawa, dan tetap jalan walaupun sedang terpuruk. 
Saya yakin, setiap orang pasti pernah melewati fase di mana kita sangat amat perhitungan kepada diri sendiri, tapi dalam hal membantu orang lain sangat kuat. Padahal setiap orang itu harus menjadikan dirinya seperti teman, yang buruknya diterima.
    
Untuk teman-teman yang ingin berkenalan lebih jauh dengan sosok dibalik lagu Cermin ini, dengar saja lagu-lagunya di berbagai macam platform musik karena semua lagu yang dibuatnya merupakan cerminan dari kehidupan dan sosoknya juga. Satu hal yang saya pelajari dari lagu Cermin ini adalah,

"Walaupun dunia menuntut untuk tetap jalan dengan batu kerikil yang memenuhi jalanan, selalu ingat bahwa orang yang ada dalam pantulan cermin saat kamu bercermin itu tidak akan pergi dan berbaik hatilah untuk selalu menerima, belajar, dan tumbuh bersama dengan sosok di balik cermin tersebut."



Posting Komentar

0 Komentar